Sabtu, 12 Maret 2016

Makalah Kerajaan Demak

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul “KERAJAAN DEMAK” merupakan tugas mata pelajaran  Sejarah Indonesia. Kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu mata pelajaran Sejarah Indonesia Ibu Indah Megawati S,Pd dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
            Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.
            Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi kami selaku penulis sendiri. Amin……

Penyusun

Kelompok 3


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………................................................... i
Daftar Isi………………………………………………………………………  ii
BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………… 1
1.      Latar Belakang ………………………………………………………… 1
2.      Rummusan Masalah …………………………………………………… 1
3.      Tujuan …………………………………………………………………. 1
BAB II (PEMBAHASAN) …………………………………………………….. 2
a.      Kehidupan Politik dan Pemerintahan …………………………………... 2
b.      Kejayaan Kerajaan Demak ……………………………………………... 4
c.      Runtuhnya Kerajaan Demak ...…………………………………………. 5
d.      Peninggalan Kerajaan Demak ………………………………………….. 5
BAB III (PENUTUP) ………………………………………………………….... 6
1.      Kesimpulan …………………………………………………………….... 6
2.      Saran ……………………………………………………………………... 6
Daftar Pustaka …………………………………………………………………... 7


BAB I

PENDAHULUAN

a.     Latar Belakang
kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa. Letak kerjaan Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini sering dikunjungi pedagang-pedagang  Islam dan pedagang asing untuk membeli beras, madu,lilin, dan sebagainya.

b.     Rumusan Masalah
-         Kapan kerajaan Demak di dirikan?
-         Mengapa Kerajaan Demak runtuh?
c.      Tujuan Penulisan
-         Untuk mengetahui Kerajaan Islam di Indonesia
-         Untuk memperluas pengetahuan bagi penyusun dan pembaca

 BAB II
PEMBAHASAN

a.     Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Kerajaan demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintahkan oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama. Raden Patah adalah putra prabu kertabumi. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.Setelah usia 20 tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawa asuhan Raden Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap di Demak (Bintoro).
 Pada kira-kira tahun 1475 M, Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan  agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak. Setelah tahta ayahnya jatuh ke tangan Girindra Wardhana dari keling (daha) dan Demak menjadi terancam, maka terjadilah perang antara Demak dan Majapahit yang dipimpin oleh Girindra Wardhana dan keturunannya, Prabu Udara, hingga tahun 1518. Majapahit mengalami kekalahan dan pusat kekuasaan bergeser ke Demak. Sejak itu Demak berkembang menjadi besar dan menguasai jalur perdagangan di Nusanatara. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, yaitu meliputi daerah sepanjang pantai utara Pulau Jawa, sedangkan daerah pengaruhnya sampai ke Palembang, Jambi, Banjar dan Maluku.


Pada tahun 1518, Raden Patah digantikan oleh putranya yag bernama Pati Unus. Sultan ini dikenal dengan sebutan Sabrang Lor karena pada tahun 1512 dan 1513 menyerang Malaka dan menjalankan politik ekspansi nya untuk menguasai perdagangan di Selat Malaka dan Laut Jawa. Pati Unus meninggal pada tahun 1521 dan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Setelah naik tahta, Sultan Trenggono melakukan usaha membendung masuknya Portugis ke Jawa Barat. Pada tahun 1522, Gubernur Portugis di Malaka, Jorge Albuquerque telah mengirimkan Henrique d’Lame kepada Raja Samiam di Sunda. Utusan itu diterima baik, bahkan Portugis diberi izin untuk medirikan kantor dagangnya di Sunda Kelapa. Mendengar kabar itu Sultan Trenggono mengutus Fatahillah beserta pasukanny untuk menguasai Jawa Barat agar Portugis tidak dapat masuk kesana.
Fatahillah adalah seorang guru besar Islam dari Pasai dan seorang panglima militer yang cakap. Dengan semangat juang yang tinggi, Banten dapat ditaklukan dan berhasil di kuasai seluruhnya pada tahun1527, kemudian menyusul Sunda Kelapa yang jatuh pada tangan Pasukan Demak. Tentara Portugis yang baru saja tiba dari Malaka dan akan memberikan bantuan kepada pasukan Sunda dapat pula dihancurkan. Atas kemenangan itu Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta. Setelah itu menyusul Cirebon dapat dikuasai Demak pada tahun 1528. Akhirnya, seluruh pantai utara Jawa mulai dari Banten Gresik dibawah kekuasaan Demak. Atsa jasanya yang beasar itu, Fatahilah dikawinkan dengan adik Sultan Trenggono dan diangkat menjadi raja di Cirebon.
Pasukan Demak terus bergerak kedaerah perdalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan Mataram. Setelah itu Madura jatuh pula pada kekuasaan Demak. Untuk memperkuat kedudukannya, putrid Sultan Trenggono dikawinkan dengan Langgar, Bupati Madura. Kemudian Jaka Tingkir, putra bupati Pengging, diambil menantu oleh Sultan Trenggono dan diangkat menjadi adipati di Pajang.


Sementara  itu, kawasan Pasuruan di Jawa Timur sedang berkembang sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan yang mepunyai hubungan dagang dengan Bali, pulau pulau di Indonesia bagian Tengah dan Timur serta dengan Bangsa Portugis. Hal itu merupakan saingan bagi Demak sehingga pada tahun 1546 Demak menyerang Pasuruan dengan dipimpin langsun dengan Sultan Trenggono dan Fatahilah. Terjadilah pertemuan dahsyat hingga menewaskan Sultan Trenggono. Setelah rajanya gugur, pasukan Demak patah semangat dan seluruh pasukannya di tarik mundur kembali ke Demak.
Wafatnya sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Kerajaan Demak. Negeri negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan diantara ahli waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan Trenggono adalah Pangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang bernama Arya Panangsang, anak laki laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Panangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Panangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan oleh Jaka Tingkir. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah kekuasaan Kerajaan Demak pada tahun 1568.
b.     Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati Unus. Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban (1527), Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan.

c.   Runtuhnya Kerajaan Demak

Wafatnya sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Kerajaan Demak. Negeri negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan diantara ahli waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan Trenggono adalah Pangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang bernama Arya Panangsang, anak laki laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen, tidak tinggal diam karena ia lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Panangsang berhasil naik tahta. Akan tetapi, Arya Panangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan oleh Jaka Tingkir. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah kekuasaan Kerajaan Demak pada tahun 1568. Pada akhirnya, tahun 1568 M tahta Kerajaan Demak jatuh ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak dipindah ke Pajang.

d.     Peninggalan Kerajaan Demak

-         Masjid Agung Demak
-         Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng Selo
-         Bedug dan kentongan karya Wali Songo
-         Soko Tatal dan Soko Guru (tiang Masjid Agung Demak)
-         Piring Campa dari Putri Campa ( Ibu Raden Patah)
-         Situs Kolam Wudlu
-         Maksurah
-         Dampar Kencana


BAB III

PENUTUP

a.     Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek. Namun, para rajanya merupakan pahlawan-pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama mereka adalah Raden Fatah, yang berhasil menjadikan negerinya sebagai sebuah negara independen pada masanya. Setelah itu anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus) berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja paling terkenal dari kerajaan ini yaitu Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah seorang mujahid besar yang di antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam ke daerah Jawa Barat. Dia wafat pada tahun 953 H/1546 M.

 DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Indonesia Penulis M. Habib Mustopo dkk Penerbit Yudhistira

Indonesian History Penulis Nana Supriatna Penerbit Grafindo Media Pratama