KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat
Tuhan YME yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada kita. Atas
berkat rahmat dan karunia-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
ini yang berjudul “KERAJAAN DEMAK” merupakan tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia. Kami sampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada ibu mata pelajaran Sejarah Indonesia Ibu Indah
Megawati S,Pd dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah
ini.
Kami
menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-kekurangan dan
kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan
dikemudian hari.
Demikian
semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya
bagi kami selaku penulis sendiri. Amin……
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar………………………………...................................................
i
Daftar Isi……………………………………………………………………… ii
BAB I (PENDAHULUAN)……………………………………………………
1
1.
Latar Belakang ………………………………………………………… 1
2.
Rummusan Masalah …………………………………………………… 1
3.
Tujuan …………………………………………………………………. 1
BAB II (PEMBAHASAN) ……………………………………………………..
2
a.
Kehidupan Politik dan Pemerintahan …………………………………...
2
b.
Kejayaan Kerajaan Demak ……………………………………………...
4
c.
Runtuhnya Kerajaan Demak ...………………………………………….
5
d.
Peninggalan Kerajaan Demak …………………………………………..
5
BAB III (PENUTUP) …………………………………………………………....
6
1.
Kesimpulan …………………………………………………………….... 6
2.
Saran ……………………………………………………………………... 6
Daftar Pustaka
…………………………………………………………………... 7
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini
didirikan oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah
bangsawan kerajaan Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara,
Demak Pamor kesultanan ini didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila
orang ulama besar, pendakwah islam paling awal di pulau jawa. Letak kerjaan
Demak berada di tepi pantai utara Pulau Jawa. Kerajaan ini sering dikunjungi
pedagang-pedagang Islam dan pedagang asing untuk membeli beras,
madu,lilin, dan sebagainya.
b.
Rumusan
Masalah
-
Kapan
kerajaan Demak di dirikan?
-
Mengapa
Kerajaan Demak runtuh?
c.
Tujuan
Penulisan
-
Untuk
mengetahui Kerajaan Islam di Indonesia
-
Untuk
memperluas pengetahuan bagi penyusun dan pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Kerajaan
demak mulai berdiri sekitar tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya
Majapahit yang diperintahkan oleh Prabu Kertabumi. Para wali kemudian sepakat
untuk menobatkan Raden Patah menjadi Sultan Demak Bintoro yang pertama. Raden
Patah adalah putra prabu kertabumi. Karena Arya Damar sudah masuk Islam maka Raden Fatah dididik
secara Islam, sehingga jadi pemuda yang taat beragama Islam.Setelah usia 20
tahun Raden Fatah dikirim ke Jawa untuk memperdalam ilmu agama di bawa asuhan Raden
Rahmat dan akhirnya kawin dengan cucu beliau. Dan akhirnya Raden Fatah menetap
di Demak (Bintoro).
Pada kira-kira tahun 1475 M,
Raden Fatah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah
atau pondok pesantren di daerah tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada
Raden Fatah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan Desa Glagahwangi
ramai dikunjungi orang-orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan
dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat peradagangan bahkan akhirnya menjadi
pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagahwangi, dalam perkemabangannya kemudian karena
ramainya akhirnya menjadi ibukota negara dengan nama Bintoro Demak. Setelah
tahta ayahnya jatuh ke tangan Girindra Wardhana dari keling (daha) dan Demak
menjadi terancam, maka terjadilah perang antara Demak dan Majapahit yang
dipimpin oleh Girindra Wardhana dan keturunannya, Prabu Udara, hingga tahun
1518. Majapahit mengalami kekalahan dan pusat kekuasaan bergeser ke Demak.
Sejak itu Demak berkembang menjadi besar dan menguasai jalur perdagangan di
Nusanatara. Wilayah kekuasaan Demak cukup luas, yaitu meliputi daerah sepanjang
pantai utara Pulau Jawa, sedangkan daerah pengaruhnya sampai ke Palembang,
Jambi, Banjar dan Maluku.
Pada
tahun 1518, Raden Patah digantikan oleh putranya yag bernama Pati Unus. Sultan
ini dikenal dengan sebutan Sabrang Lor karena pada tahun 1512 dan 1513
menyerang Malaka dan menjalankan politik ekspansi nya untuk menguasai
perdagangan di Selat Malaka dan Laut Jawa. Pati Unus meninggal pada tahun 1521
dan digantikan oleh adiknya yang bernama Raden Trenggono. Setelah naik tahta,
Sultan Trenggono melakukan usaha membendung masuknya Portugis ke Jawa Barat.
Pada tahun 1522, Gubernur Portugis di Malaka, Jorge Albuquerque telah
mengirimkan Henrique d’Lame kepada Raja Samiam di Sunda. Utusan itu diterima
baik, bahkan Portugis diberi izin untuk medirikan kantor dagangnya di Sunda
Kelapa. Mendengar kabar itu Sultan Trenggono mengutus Fatahillah beserta
pasukanny untuk menguasai Jawa Barat agar Portugis tidak dapat masuk kesana.
Fatahillah
adalah seorang guru besar Islam dari Pasai dan seorang panglima militer yang
cakap. Dengan semangat juang yang tinggi, Banten dapat ditaklukan dan berhasil
di kuasai seluruhnya pada tahun1527, kemudian menyusul Sunda Kelapa yang jatuh
pada tangan Pasukan Demak. Tentara Portugis yang baru saja tiba dari Malaka dan
akan memberikan bantuan kepada pasukan Sunda dapat pula dihancurkan. Atas
kemenangan itu Sunda Kelapa diubah namanya menjadi Jayakarta. Setelah itu menyusul
Cirebon dapat dikuasai Demak pada tahun 1528. Akhirnya, seluruh pantai utara
Jawa mulai dari Banten Gresik dibawah kekuasaan Demak. Atsa jasanya yang beasar
itu, Fatahilah dikawinkan dengan adik Sultan Trenggono dan diangkat menjadi
raja di Cirebon.
Pasukan
Demak terus bergerak kedaerah perdalaman dan berhasil menundukkan Pajang dan
Mataram. Setelah itu Madura jatuh pula pada kekuasaan Demak. Untuk memperkuat
kedudukannya, putrid Sultan Trenggono dikawinkan dengan Langgar, Bupati Madura.
Kemudian Jaka Tingkir, putra bupati Pengging, diambil menantu oleh Sultan
Trenggono dan diangkat menjadi adipati di Pajang.
Sementara itu, kawasan Pasuruan di Jawa Timur sedang
berkembang sebagai kota pelabuhan dan pusat perdagangan yang mepunyai hubungan
dagang dengan Bali, pulau pulau di Indonesia bagian Tengah dan Timur serta
dengan Bangsa Portugis. Hal itu merupakan saingan bagi Demak sehingga pada
tahun 1546 Demak menyerang Pasuruan dengan dipimpin langsun dengan Sultan
Trenggono dan Fatahilah. Terjadilah pertemuan dahsyat hingga menewaskan Sultan
Trenggono. Setelah rajanya gugur, pasukan Demak patah semangat dan seluruh
pasukannya di tarik mundur kembali ke Demak.
Wafatnya
sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Kerajaan Demak.
Negeri negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui
lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan diantara ahli waris
yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan
Trenggono adalah Pangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan
Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang
bernama Arya Panangsang, anak laki laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen, tidak
tinggal diam karena ia lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan
beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Panangsang berhasil naik tahta.
Akan tetapi, Arya Panangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan
oleh Jaka Tingkir. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Pajang dan berakhirlah
kekuasaan Kerajaan Demak pada tahun 1568.
b. Kejayaan Kerajaan Demak
Demak mengalami masa kejayaan pada
pemerintahan Sultan Trenggono (1521-1526), yakni raja ketiga setelah Pati Unus.
Sultan Trenggono merupakan anak dari Raden Patah yang tidak lain adik Pati
Unus. Pada masa pemerintahannya, Demak menguasai Sunda Kelapa dari Pajajaran
serta menghalau para tentara Portugis yang mendarat disana (1527), Tuban
(1527), Surabaya dan Pasuruan (1527), Madiun (1529), Malang (1945), dan dan
Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546).
Kemudian pada tahun 1546 Sultan Trenggono meninggal dalam sebuah pertempuran
menaklukkan Pasuruan.
c. Runtuhnya Kerajaan Demak
Wafatnya
sultan Trenggono menimbulkan kekacauan politik yang hebat di Kerajaan Demak.
Negeri negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak mengakui
lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan diantara ahli waris
yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan Sultan
Trenggono adalah Pangeran Sekar Sedo ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh Sunan
Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang
bernama Arya Panangsang, anak laki laki Pangeran Sekar Sedo ing Lepen, tidak
tinggal diam karena ia lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto dengan
beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Panangsang berhasil naik tahta.
Akan tetapi, Arya Panangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian dikalahkan
oleh Jaka Tingkir. Pusat kerajaan kemudian dipindahkan ke Pajang dan
berakhirlah kekuasaan Kerajaan Demak pada tahun 1568. Pada akhirnya, tahun 1568 M tahta
Kerajaan Demak jatuh ditangan Joko Tingkir. Kemudian ibukota Demak dipindah ke
Pajang.
d.
Peninggalan Kerajaan Demak
-
Masjid Agung Demak
-
Pintu Bledeg dibuat oleh Ki Ageng
Selo
-
Bedug dan kentongan karya Wali Songo
-
Soko Tatal dan Soko Guru (tiang
Masjid Agung Demak)
-
Piring Campa dari Putri Campa ( Ibu
Raden Patah)
-
Situs Kolam Wudlu
-
Maksurah
-
Dampar Kencana
BAB
III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Kerajaan ini hanya berumur pendek.
Namun, para rajanya merupakan pahlawan-pahlawan mujahid terbaik. Raja pertama
mereka adalah Raden Fatah, yang berhasil menjadikan negerinya sebagai sebuah
negara independen pada masanya. Setelah itu anaknya, Patih Yunus (Adipati Unus)
berkuasa. Dia berhasil mengadakan perluasan wilayah kerajaan. Dia menghilangkan
kerajaan Majapahit yang beragama Hindhu, yang pada saat itu sebagian wilayahnya
menjalin kerja sama dengan orang-orang Portugis.
Setelah wafatnya Patih Yunus pada
tahun 938 H/1531 M, memerintahlah raja paling terkenal dari kerajaan ini yaitu
Raden Trenggono (Sultan Trenggana). Dia adalah seorang mujahid besar yang di
antara hasil usahanya yang terkenal adalah masuknya Islam ke daerah Jawa Barat.
Dia wafat pada tahun 953 H/1546 M.
DAFTAR
PUSTAKA
Sejarah
Indonesia Penulis M. Habib Mustopo dkk Penerbit Yudhistira
Indonesian
History Penulis Nana Supriatna Penerbit Grafindo Media Pratama